ORANG KUAT DI BALIK GAYUS

  • Oleh:
  • Dibaca: 620 Pengunjung

Pengamat Politik dari Universitas Indonesia, Bony Hargens, mengemukakan, kalau bukan orang atau lembaga yang sangat kuat yang berada di belakangnya, mustahil Gayus berani memojokkan berbagai lembaga seperti kejaksaan, kepolisian, lembaga pemasyarakatan, dirjen pajak dan sebagainya. "Gayus tidak akan berani dan senekat ini dengan membongkar berbagai hal yang selama ini sudah menjadi rahasia umum," katanya dalam email dari Berlin (Jerman) yang disampaikan kepada wartawan di Jakarta. Boni berada di Jerman untuk menyelesaikan program doktor. Bony mengemukakan, Gayus telah memporakporandakan institusi Polri. Dengan uang, Gayus yang saat itu sedang disorot publik pun dapat melancong ke Bali dan Macau. "Tidak mungkin mereka yang dipojokkan diam saja melihat institusi dan dirinya dipojokkan oleh Gayus. Mereka tentu saja akan melakukan langkah-langkah untuk melawan dan mungkin saja, pernyataan Gayus bahwa dirinya selama ini disetir oleh Satgas merupakan bentuk langkah balasan. Gayus bisa saja dirayu atau diancam sehingga berbalik arah," katanya. Menurut dia, Satgas Pemberantasan Mafia Hukum tidak professional. Kerja seperti ini yang seharusnya tidak meninggalkan jejak, justru dikerjakan secara serampangan dan kotor sehingga jejaknya bisa terlihat di mana-mana. Satgas yang diberikan tugas dan kepercayaan khusus pun kemudian menjadi blunder bagi Istana. "Satgas itu dibentuk karena adanya ketidakpercaaan pihak Istana membereskan berbagai institusi yang korup. Namun karena personel satgas seperti Denny Indrayana yang haus popularitas dan punya agenda pribadi, maka yang terjadi seperti ini," katanya. Langkah-langkah pemberesan pun kemudian mendapat banyak tantangan. Gayus yang seharusnya digunakan untuk membongkar borok-borok institusi negara maupun parpol dan elit parpol yang korup, malah berbalik arah menyerang satgas dan Istana, katanya.

Sumber: REPUBLIKA.CO.ID


  • 21 Januari 2011
  • Oleh: ptundps
  • Dibaca: 620 Pengunjung

Berita Terkait Lainnya